Ekonometrika terkait dengan pengukuran hubungan ekonomi. Istilah
ekonometrika terbentuk dari dua kata Yunani, yaitu “oikonomίa” (economy) dan “mέtron” (measure).
Ekonometrika adalah kombinasi dari teori ekonomi, matematika ekonomi
dan statisitk, tetapi ketiga aspek tersebut berbeda satu sama lain.
Ekonometrika dapat dipertimbangkan sebagai integrasi ilmu ekonomi,
matematika dan statistika untuk tujuan menyajikan nilai numerik untuk
parameter dari suatu hubungan ekonomi (contoh : elastisitas, nilai
marginal dan ukuran ekonomi lainnya) dan memverifikasi teori ekonomi.
Ekonometrika adalah bentuk khusus dari analisis dan penelitian ekonomi
yang diformulasikan dalam bentuk matematika dan dikombinasikan dengan
pengukuran empiris dari fenomena ekonomi. Berawal dari hubungan ekonomi,
kita menyatakan dalam bentuk matematika yang dapat diukur, kita
kemudian menggunakan metode khusus, yang disebut metode ekonometrika
dalam tujuan untuk memperoleh dugaan numerik dari koefisien dalam
hubungan ekonomi. Metode ekonometrika adalah metode statistika yang
secara khusus disesuaikan terhadap kekhasan fenomena ekonomi. Kebanyakan
sifat penting dari hubungan ekonomi mencakup sebuah elemen acak (elemen random),
yang mana sering diabaikan dalam teori ekonomi dan matematika ekonomi
yang menyatakan hubungan secara eksak antara berbagai besaran-besaran
ilmu ekonomi. Ekonometrika telah membangun metode untuk mempetimbangkan
komponen acak (randon component) dari hubungan ekonomi.
Sebagai contoh, teori ekonomi menyatakan babwa permintaan untuk sebuah
komoditi tergantung pada harganya, harga komoditi lainnya, pendapatan
konsumen dan seleranya. Ini adalah hubungan yang eksak. Dalam matematika
ekonomi kita dapat menyatakannya sebagai berikut:
Q = bo + b1P + b2Po + b3Y + b4t … [i]
Dimana : Q = jumlah komoditi yang diminta
P = harga komoditi
Po = harga komoditi lainnya
Y = pendapatan konsumen
t = selera
b1, bo, b2, b3, dan b4 adalah parameter dari persamaan permintaan
Persamaan permintaan di atas adalah eksak, sebab persamaan itu
menyatakan bahwa hanya keempat faktor itulah (sisi kanan persamaan) yang
menentukan jumlah komoditi yang diminta. Jumlah yang diminta akan
berubah jika hanya jika keempat faktor tersebut berubah. Tidak ada
faktor lain yang dapat mempengaruhi permintaan. Penemuan produk baru,
perang, perubahan profesi, perubahan kelembagaan, perubahan aturan,
perubahan dalam distribusi pendapatan, pergerakan penduduk secara massal
dan lainnya adalah contoh beberapa shifter lainnya atas permintaan tersebut. Lebih dari itu, perilaku manusia secara melekat (inherently)
tidak tetap. Kita biasanya dipengaruhi oleh rumor, impian, kebiasaan
atau tradisi, dan faktor sosiologis dan psikologis, yang membuat kita
berbeda perilaku dalam setiap kondisi pasar dengan menganggap pendapatan
kita sama. Dalam ekonometrika pengaruh dari faktor-faktor lain ini
diperhitungkan dengan memasukannya ke dalam hubungan ekonomi dari
variabel random dengan sifat-sifat yang khusus (lihat Kautsoyiannis,
1978; 179-196 atau lebih ringkas lagi dalam Thomas, 1998 yang berisi
tentang asumsi klasik). Dalam contoh kita, fungsi permintaan yang akan
dikaji dengan alat ekonometrika akan berbentuk stokastik sebagai berikut:
Q = bo + b1P + b2Po + b3Y + b4t + u … [ii]
Dimana “u” ditetapkan sebagai faktor random (elemen atau komponen acak) yang mempengaruhi permintaan tadi.
Teori ekonomi hendaknya di dahulukan, karena tahap ini terkait dengan
penentuan hipotesis tentang perilaku ekonomi yang harus diuji dengan penerapan teknik ekonometrika.
Dalam pengujian teori, kita bermula dari formulasi matematisnya, yang
menyatakan sebuah model atau hipotesis. Dalam contoh kita, hipotesis
atas fungsi permintaan dinyatakan sebagai berikut:
Q = bo + b1P + b2Po + b3Y + b4t + u … [iii]
b1, b2, b3, dan b4 >0
Langkah selanjutnya adalah mengkonfrontir model dengan data hasil
pengamatan yang menggambarkan perilaku aktual dari suatu unit ekonomi
(konsumen atau produsen). Tahap ini mempertahankan apakah teori dapat
menjelaskan perilaku aktual dari unit ekonomi, contohnya, apakah teori
ekonomi kompatibel dengan kenyataan. Jika teori kompatibel dengan data
aktual, kita menerima validitas teori, sebaliknya, jika teori tidak
kompatibel dengan perilaku yang diamati, kita menolak teori, karenanya
kita dapat memodifikasinya. Dalam kasus terakhir kita perlu memberikan
tambahan pengamatan baru dengan tujuan untuk menguji versi teori yang
direvisi.
Prosedur yang diikuti ketika menguji sebuah teori ditampilkan secara skematis dalam Gambar 1.
Gambar 1. Prosedur Pengujian Teori |
1.1. Ekonometrika dan Matematika Ekonomi
Matematika ekonomi menyatakan teori ekonomi dalam terminologi simbol
matematis. Tidak ada perbedaan essensial antara matematika ekonomi
dengan teori ekonomi. Masing-masing menyatakan hubungan yang sama, namun
teori ekonomi menggunakan pernyataan verbal, sedangkan matematika
ekonomi menggunakan simbol matematis. Masing-masing menyatakan hubungan
ekonomi dalam bentuk eksak. Lebih dari itu, keduanya tidak menyajikan
nilai numerik untuk koefisien dari setiap hubungan.
Ekonometrika berbeda dari matematika ekonomi. Meskipun ekonometrika
menyatakan hubungan ekonomi dalam bentuk matematis. Matematika ekonomi
menyatakan hubungan secara eksak, sedangkan ekonometrika menyatakan
hubungan yang tidak eksak. Metode ekonometrika didesain untuk memasukan
perhitungan gangguan acak yang menciptakan deviasi dari pola perilaku
eksak yang ditentukan oleh teori ekonomi dan matematika ekonomi. Lebih
dari itu, metode ekonometrika menyajikan nilai numerik koefisien dari
suatu fenomena ekonomi. Sebagai contoh, teori ekonomi menyatakan bahwa
permintaan sebuah produk yang dihadapi oleh kebutuhan dasar manusia
adalah inelastis, menunjukkan bahwa produk tersebut tidak mempunyai
substitusinya. Informasi ini sedikitnya membantu pembuat kebijakan,
sebab koefisien dari elastisitas dapat menganggap beberapa nilai antara 0
dan 1. Ekonometrika dapat memberikan pendugaan dari elastisitas dan
parameter lainnya dari teori ekonomi.
1.2. Ekonometrika dan Statistik
Ekonometrika berbeda dengan matematika statistik dan statistik ekonomi.
Sebuah statistik ekonomi berperan dalam membangun data, merekamnya,
mentabulasinya atau menggambarkannya, yang menggambarkan pola
perkembangannya sepanjang waktu dan mungkin mendeteksi beberapa
hubungan antara berbagai besaran ekonomi. Statistik ekonomi secara
khusus menggambarkan aspek ekonomi. Statistik ekonomi tidak menyajikan
penjelasan dari perkembangan berbagai variabel dan tidak menyajikan
pengukuran dari parameter hubungan ekonomi.
Ekonometrika menggunakan metode statistika setelah menyesuaikannya
dengan masalah dari kehidupan ekonomi. Penyesuaian metode statistika ini
disebut dengan metode ekonometrika. Secara terpisah, metode
ekonometrika diadjust sehingga menjadi tepat untuk pengukuran
hubungan ekonomi yang bersifat stokastik yang mencakup elemen acak.
Penyesuaian terkait secara utama dalam menspesifikasi elemen acak itu
yang dihadap dalam dunia nyata dan masuk ke dalam penentuan data yang
diamati, kemudian terakhir dapat diinterpretasikan sebagai sampel acak
yang mana metode statistika dapat diterapkan.
2. Tujuan Ekonometrika
Kita dapat membedakan tiga tujuan dari ekonometrika, yaitu , 1]
menganalisis atau menguji teori ekonomi, 2] pembuatan kebijakan,
contohnya adalah menduga (estimating) parameter dari hubungan ekonomi yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan, 3] forecasting,
contohnya menggunakan pendugaan numerik dari parameter dengan tujuan
untuk meramal nilai di masa mendatang dari besaran ekonomi tersebut.
Tentunya tujuan ini tidak bersifat saling menutupi, akan tetapi dapat
bersifat komplementer. Keberhasilan penerapan ekonometrika merupakan
kombinasi dari tiga tujuan tersebut.
2.1. Analisis Pengujian Teori Ekonomi
Dalam tahap permulaan dari pengembangan teori ekonomi, ahli ekonomi
memformulasikan prinsip dasar fungsi sistem ekonomi dengan menggunakan
penjelasan verbal dan menerapkan prosedur deduktif. Permulaan teori
ekonomi berawal dari sebuah susunan yang fokus pada pengamatan perilaku
individual sebagai konsumen maupun produsen. Beberapa asumsi dasar telah
disusun terkait dengan motivasi individu unit ekonomi. Misalnya dalam
teori permintaan yang diasumsikan bahwa konsumen bertujuan untuk
memaksimisasi kepuasannya dari pengeluaran sebagai pendapatannya, dengan
harga komoditi tertentu. Secara serupa, produsen diasumsikan terdorong
untuk memaksimisasi keuntunggannya. Dari asumsi-asumsi ini ahli ekonomi
mengemukakan alasan logika murni dengan menurunkan beberapa kesimpulan
umum yang fokus kepada proses kerja dari sistem ekonomi. Teori ekonomi
kemudian dikembangkan dalam tingkat abstrak yang tidak menguji
perkembangan realitas ekonomi.
Ekonometrika secara khusus melakukan verifikasi terhadap hubungan
ekonomi. Dalam kasus ini kita mengatakan tujuan penelitian sebagai
analisis, contohnya adalah memperoleh temuan empiris untuk menguji daya
penjelasan teori ekonomi.
2.2. Pembuat Kebijakan: Memperoleh Pendugaan Numerik dari Parameter Hubungan Ekonomi untuk Simulasi Kebijakan
Dalam beberapa kasus, teknik ekonometrika dilakukan untuk memperoleh
tujuan dalam mencapai pendugaan yang nyata dari parameter individual
dalam hubungan ekonomi, sehingga kita dapat mengevaluasi elastisitas
atau parameter teori ekonomi (misalnya : multiplier, koefisien teknis
produksi, marginal cost, marginal revenue dan lainnya).
Pengetahuan dari nilai numerik dari parameter ini adalah sangat penting
untuk keputusan dari perusahaan sebaik mungkin untuk formulasi kebijakan
ekonomi dari pemerintah. Hal ini membantu untuk membandingkan dampak
dari alternative dari berbagai keputusan kebijakan.
Untuk contoh, keputusan pemerintah tentang menurunkan nilai mata uang
(devaluasi) akan tergantung pada besarnya nilai numerik dari hasrat
untuk mengimpor, sebaik pada nilai numerik dari elastisitas harga ekspor
dan impor. Jika jumlah elastisitas harga ekspor dan impor lebih kecil
dari satu dalam nilai absolut, devaluasi mata uang tidak akan menolong
di dalam mengeliminasi deficit neraca pembayaran.
Contoh itu menunjukkan bagaimana pentingnya pengetahuan dari nilai
numerik dari parameter hubungan ekonomi. Ekonometrika dapat menyajikan
beberapa pendugaan numerik dan menjadi alat yang esensial untuk
formulasi dari pernyataan kebijakan ekonomi.
2.3. Peramalan Nilai Masa Mendatang Atas Besaran Ekonomi
Dalam memformulasikan keputusan kebijakan, adalah esnsial untuk dapat
meramalkan nilai dari besaran ekonomi. Beberapa peramalan akan
memberikan pemegang kebijakan untuk mempertimbangkan apakah hal itu
perlu untuk mengukur dalam tujuan untuk mempengaruhi variabel ekonomi
yang relevan.
Sebagai contoh, diketahui bahwa pemerintah ingin memutuskan kebijakan
ketenagakerjaannya. Kemudian perlu untuk mengetahui apakah situasi
kesempatan kerja saat ini. Dengan teknik ekonometrika kita dapat
memperoleh beberapa pendugaan atas tingkat kesempatan kerja dalam suatu
perekonomian. Jika tingkat kesempatan keja terlalu rendah, pemerintah
dapat menetapkan pengukuran yang tepat untuk menghindari kejadian
tersebut. Jika peramalan nilai kesempatan kerja lebih tinggi dari
angkatan kerja yang diharapkan, maka pemerintah harus menetapkan
perbedaan pengukuran dalam menghindari inflasi.
Peramalan menjadi sangat penting untuk pengaturan pembangunan ekonomi
sebagai langkah untuk membuat perencanaan dari pembangunan ekonomi
negara-negara berkembang.
3. Pembagian Ekonometrika
Ekonometrika dapat dibagi ke dalam dua cabang, yaitu [1] ekonomerika teoritis dengan [2] ekonometrika aplikatif atau terapan.
Pertama,
ekonometrika teoritis mencakup pengembangan dari metode yang tepat
untuk pengukuran hubungan ekonomi. Seperti ditekankan sebelumnya, teknik
ekonometrika didasarkan pada teknik statistika yang disesuaikan
terhadap sifat khusus dari hubungan ekonomi. Dua fitur realitas ekonomi yang menyebabkan metode murni dari matematika statistika tekait dalam pengukuran fenomena ekonomi adalah pertama,
data yang digunakan untuk pengukuran hubungan ekonomi diamati untuk
kehidupan aktual dan tidak diturunkan untuk memonitor percobaan (experiment).
Dalam kehidupan ekonomi percobaan tidak mungkin dilakukan, sebab banyak
besaran ekonomi berubah secara temporer, dan masing-masing mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh satu sama lain dari besaran-besaran ekonomi.
Secara terkait, metode ekonometrika telah dikembangkan untuk
menganalisis dari data non percobaan. Kedua, hubungan ekonomi
tidaklah eksak seperti teori ekonomi dan matematika ekonomi sebagai
asumsinya. Perilaku ekonomi sering berubah-ubah, dipengaruhi oleh
kejadian yang tak dapat diprediksi. Dampak dari beberapa faktor
ditetapkan ke dalam perhitungan oleh ahli ekonometrika melalui
introduksi atau pengenalan dalam hubungan yang sedang dikaji dari
variabel acak tertentu, yang mana secara alamiah akan di uji dalam bab
tertentu.
Metode ekonometrika dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok : 1] teknik persamaan tunggal, yang mana metode itu diterapkan untuk satu hubungan dalam periode waktu tertentu, dan 2] teknik persamaan simultan,
yang mana metode tersebut diterapkan pada seluruh hubungan dari sebuah
model secara simultan. Walaupun suatu model ekonometrika terdiri dari
banyak persamaan, namun masing-masing tidak memiliki hubungan, maka
model ekonometrika itu disebut dengan persamaan tunggal. Jika dalam
model ekonometrika terdapat endogeneous variable dalam explanatory
variable nya, maka persamaan-persamaan itu terkait secara simultan
(lihat Kautsoyiannis, 1978; 369-393).
Dan kedua,
ekonometrika terapan mencakup aplikasi dari metode ekonometrika untuk
cabang teori ekonomi khusus. Metode ini menguji masalah-masalah yang
dihadapi dan ditemukan dari penelitian terapan dalam lapangan teori
ekonomi seperti permintaan, penawaran , produksi, investasi, konsumsi,
dan sector teori ekonomi lainnya. Ekonometrika terapan mencakup aplikasi
dari alat ekonometrika teoritis untuk menganalisis fenomena ekonomi dan
peramalan perilaku ekonomi.
4. Metodologi Penelitian Ekonometrika
Dalam beberapa penelitian ekonometrika kita dapat membedakan empat tahap :
A. Spesifikasi model untuk mencapai pengukuran terhadap fenomena yang dikaji atau formulasi hipotesis yang dipertahankan;
B. Estimasi parameter dalam model dengan metode ekonometrika yang tepat atau tahap pengujiasn hipotesis yang dipertahankan;
C. Evaluasi hasil estimasi – apakah telah mencukupi dan reliable.
D. Evaluasi validitas model peramalan untuk meramal besaran suatu variabel ekonomi.
Tahap A dan C membutuhkan keahlian dari seorang ahli ekonomi dengan
pengalaman dalam menggunakan sistem ekonomi. Tahap B dan D bersifat
teknis dan membutuhkan pengetahuan teori ekonometrika.
4.1. Tahap Spesifikasi Model atau Formulasi Hipotesis
Dalam tahap ini peneliti menyatakan hubungan ekonomi dalam bentuk
matematik (spesifikasi model), yang mana fenomena ekonomi akan
dieksplorasi secara empiris. Langkah ini mencakup penentuan :
[1] variabel dependen dan eksplanatori (penjelas) yang akan dimasukan ke dalam model ;
[2] harapan teoritis secara a priori mengenai tanda (sign) dan ukuran (size) dari parameter dari fungsi.
[3]
bentuk matematis dari model (jumlah persamaan, persamaan linear atau
non linear dan lainnya) atau fitur dari model matematis tersebut.
Spesifikasi model ekonometrika didasarkan pada teori ekonomi dan pada
beberapa informasi yang terkait dengan fenomena yang sedang dikaji.
4.1.1. Variabel dalam Model
Dari beberapa sumber informasi, ahli ekonometrika akan dapat membuat urutan daftar variabel (regressors) yang mungkin mempengaruhi variabel dependen (regresand).
Teori ekonomi menunjukkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi variabel
dependen dalam beberapa kasus terpisah. Sebagai contoh, diketahui bahwa
ahli ekonometrika ingin mengkaji permintaan dari produk tertentu.
Sumber pertama informasinya adalah teori statik permintaan yang
menyatakan bahwa determinan permintaan dari permintaan untuk beberapa
produk adalah harga produk itu sendiri, harga barang lainnya (subsitusi
atau komplementer), tingkat pendapatan konsumen, dan seleranya.
Berdasarkan pada teori ini kita dapat menulis bahwa bentuk umum fungsi
permintaan dinyatakan sebagai berikut :
Qz = f(Pz, Po, Y, T) … [iv]
Dimana, Qz = jumlah komoditi z yang diminta
Pz = harga komoditi z
Po = harga komoditi lainnya
Y = pendapatan konsumen
T = selera konsumen
Ketika ahli ekonometrika memperoleh informasi empiris yang diperkirakan
terkait dengan perintaan komoditi z tersebut, misalnya tingkat
pendapatan periode-periode sebelumnya (Yt-1, Yt-2, pajak dan kebijakan kredit pemerintah (G), dan distribusi pendapatan (Yd). Karenanya fungsi permintaan komoditi z di atas dapat diperluas sebagai berikut :
Qz = f(Pz, Po, Y, T, Yt-1, Yt-2, G, Yd) … [v]
Dari contoh di atas diketahui bahwa variabel dependen adalah Qz dan variabel penjelasnya adalah Pz, Po, Y, T, Yt-1, Yt-2, G, dan Yd.
Permasalahan mengenai veriabel random dapat dilihat dalam
Kautsoyiannis, 1978; 179-196 atau lebih ringkas lagi dalam Thomas, 1998
yang berisi tentang asumsi klasik.
4.1.2. Tanda dan Besaran Parameter
Berdasarkan pada sumber pengetahuan yang sama – teori, penelitian
terapan lainnya dan informasi tentang fitur khusus yang memungkinkan
dari fenomena yang sedang dikaji – akan mengandung pernyataan tentang
tanda dari parameter dan kemungkinan ukurannya.
Sebagai contoh kita mengasumsikan bahwa kita menyelidiki fungsi
permintaan untuk produk tertentu dan dinyatakan secara matematis sebagai
berikut :
Qz = b0 + b1Pz + b2 Po + b3Y + u … [vi]
Selanjutnya, parameter b1
diperkirakan memiliki tanda negatif, terkait dengan hukum permintaan
yang menyatakan sebuah hubungan terbalik antara jumlah barang yang
diminta dengan harga barang tersebut. Parameter b3 terkait
dengan variabel Y yang diharapkan muncul dengan tanda positif, ketika
pendapatan dan jumlah yang diminta terkait secara positif, kecuali dalam
kasus barang-barang inferior. Sedangkan parameter b2 dari variabel Po
diperkirakan memiliki tanda positif jika komoditi o adalah substitusi
dari komoditi z, dan negative jika komoditi o merupakan komplemen bagi
komoditi z.
Perkiraan besaran parameter didasarkan pula pada sumber-sumber
pengetahuan yang diuraikan sebelumnya. Dari contoh fungsi permintaan
komoditi z tersebut, diketahui bahwa b1 dan b2 secara berurutan mengandung informasi tentang elastisitas, sedangkan b3 mengandung informasi tentang hasrat tambahan konsumsi (marginal propensity to consume - MPC). Teori permintaan menyatakan bahwa ukuran elastisitas tergantung pada sifat alami (nature) dari komoditi dan keberadaan komoditi substitusinya. Jika sebuah komoditi “diperlukan (necessity), elastisitas harga dan pendapatan diharapkan kecil, jika komoditi itu “barang mewah (luxury)”
elastisitas diperkirakan besar dengan asumsi tidak ada pengganti
komoditi tersebut. Elastisitas silang dari permintaan komoditi z dengan
harga komoditi o, tergantung pada bagaimana bentuk hubungan komoditi o
dan z tesebut, apakah saling mengganti atau melengkapi. Jika komoditi o
berperan sebagai pengganti komoditi z, maka elastisitas silang
permintaan akan besar sekali.
Berdasarkan sumber-sumber pengetahuan tersebut, model ekonometrika
dalam tahap ini selengkapnya dinyatakan sebagai berikut :
Qz = b0 + b1Pz + b2 Po + b3Y + u … [vii]
b1<0, b2, b3 >0
4.1.3. Bentuk Matematis Model
Teori ekonomi dapat atau tidak dapat menunjukkan bentuk matematis dari
hubungan, atau jumlah persamaan yang dimasukan ke dalam model ekonomi.
Sebagai contoh, teori permintaan tidak menentukan apakah permintaan
untuk komoditi tertentu dapat dikaji dengan sebuah model persamaan
tunggal atau dengan siystem persamaan simultan. Lebih dari itu teori
ekonomi tidak menyatakan apakah fungsi permintaan itu berbentuk linear
atau non linear. Kurva permintaan digambarkan sebagai garis lurus
menurun ke bawah. Bagaimanapun, teori permintaan mengandung beberapa
informasi tentang bentuk matematis dari fungsi permintaan. Teori
permintaan statik di dasarkan pada asumsi bahwa perilaku konsumen adalah
rasional dan mereka tidak mengalami ilusi uang. Asumsi ini menyebabkan
bahwa jika seluruh harga dan pendapatan berubah dengan porporsi yang
sama, consumen yang rasional tidak akan mengubah pola konsumsinya, dia
tidak akan mengubah permintaannya. Kemudian fungsi permintaan dapat
mengasumsikan bentuk matematis yang memperhitungkan rasionalitas asumsi
fungsi permintaan. Dalam jargon teknis kita mengatakan bahwa fungsi permintaan adalah homogen derajat nol.
Dalam kebanyakan kasus teori ekonomi tidak secara eksplisit menyatakan
bentuk matematis dari hubungan ekonomi. Bentuk matematis dari model
dapat ditentukan dengan cara memplot beberapa data dari variabel
dependen dan variabel penjelas dalam bentuk diagram dua dimensi. Dari
gambaran data ini peneliti dapat mengindentifikasi, apakah nature data tersebut bersifat linear atau non linear.
Terakhir, teori ekonomi tidak secara eksplisit menyatakan apakah
fenomena tertentu itu seharusnya dikaji dengan sebuah model persamaan
tunggal ataukah harus dikaji dengan model sistem persamaan simultan.
Terkait dengan kompleksnya dunia nyata, sangatlah sulit untuk mengkaji
fenomena ekonomi secara memuaskan dengan menggunakan model persamaan
tunggal. Simplifikasi model biasa dilakukan terkait dengan keterbatasan
data, dana penelitian dan waktu yang tersedia bagi peneliti.
Spesifikasi model adalah bagian terpenting dari penelitian
ekonometrika. Hal ini seringkali menjadi titik kelemahan dari penerapan
ekonometrika. Beberapa alasan dari kesalahan spesifikasi atas model
ekonomi adalah :
[1] ketidaksempurnaan, kehilangan pernyataan teori ekonomi;
[2] batasan pada pengetahuan kita atas faktor-faktor yang ada dalam beberapa kasus khusus; dan
[3] kesulitan dan hambatan yang ditampilkan oleh kebutuhan data dalam mengestimasi model yang besar.
4.2. Tahap Estimasi atau Pendugaan Model
Setelah model dispesifikasi atau diformulasikan, ahli ekonometrika
harus mengestimasinya, dengan perkataan lain ia harus memperoleh
estimasi numerik atas parameter dalam model. Parameter yang telah
diestimasi dari suatu persamaan disebut dengan koefisien.
Estimasi model membutuhkan keahlian dalam berbagai metode atau teknik ekonometrika, asumsi-asumsinya dan implikasi ekonomi untuk estimasi parameternya.
Tahap estimasi mencakup beberapa langkah berikut :
[1] Membangun pengamatan statistika atau data atas vaiabel-variabel yang masuk di dalam model;
[2] Pengujian kondisi identifikasi dari sebuah fungsi;
[3] Pengujian masalah agregasi yang ada dalam setiap variabel dalam fungsi;
[4] Pengujian derajat korelasi diantara variabel-variabe penjelas, missal pengujian derajat multikolinearitas;
[5]
Pemilihan teknik ekonometrika yang tepat untuk mengestimasi fungsi dan
pengujian kritis dari asumsi yang pilihan teknik dan implikasi
ekonominya untuk mengestimasi parameter dalam model.
4.2.1. Membangun Data untuk Mengestimasi Model
Jenis-jenis data yang digunakan dalam mengestimasi antara lain adalah :
[1] Data Runtun Waktu (Time Series - TS). Data TS memberikan informasi tentang nilai numerik dari setiap variabel dari periode ke periode.
[2] Data Cross-Section (CS).
Data ini memberikan informasi atas variabel pelaku individual yang
dikaji (konsumen atau produsen) pada waktu tertentu. Untuk contoh sebuah
sample cross-section dari konsumen adalah sebuah smpel dari
anggaran keluarga yang menunjukkan pengeluaran atas berbagai komoditi
oleh masing-masing keluarga, sebaik informasi atas pendapatan keluarga,
komposisi keluarga dan faktor demografis lainnya, karakteristik sosial
atau keuangan. Data CS dapat juga mengacu pada variabel agregat dari
beberapa Negara (atau kesatuan regional) pada waktu tertentu. Terdapat
dua fitur dalam data TS, kadang bersifat stsioner dan kadang bisa
bersifat non-stationer. Kedua fitur ini terkait dengan pilihan metode
ekonometrika yang tepat. Jika fitur data tersebut non-stasioner, maka
solusinya harus distasionerkan terlebih dahulu dengan metode error
correction model (ECM) misalnya. Perlakuan atas fitur data non-stasioner
dalam bahagian metodologi ekonometrika dibahas dalam edisi tertentu.
(lihat Thomas, 1998)
[3] Data Panel (DP). Data ini adalah survey yang berulang atas sample tunggal (CS)
dalam periode waktu yang berbeda. Data ini merekam perilaku pada
susunan unit mikroekonomi sepanjang waktu yang sama. Teori dan
teknik-teknik estimasi dengan menggunakan data panel didiskusikan
Baltagi (2003).
[4] Data Engineering (DE).
Data ini memberikan informasi tentang kebutuhan teknis atas metode
produksi yang digunakan sebuah perusahaan atau sebuah industri atau
perekonomian secara keseluruhan.
[5] Data Legislasi atau Aturan Kelembagaan Lainnya (DL). Beberapa
model dapat diestimasi dru informasi angsung tentang nature atas
hubungan yang melingkupinya. Ini adalah kebenaran khusus untuk fungsi
kelembagaan, seperti fungsi pajak. Untuk contoh, di kebanyakan Negara,
pajak konsumsi rokok ditentukan oleh aturan. Terkait dengan perhitungan
berbagai koefisen pajak untuk berbagai merek tembakau sebaik volume
konsumsi masing-masing merek tembakau, ini memungkinkan untuk
mengestimasi pajak atas tembakau. Terkait dengan informasi yang
menunjukkan pajak tembakau, misalnya 65 persen dari nilai penjualannya.
Fungsi penerimaan pajak dari tembakau dapat dihubungkan terhadap
pengeluaran atas tembakau dengan fungsi :
T = 0.65 C
Dimana T adalah penerimaan pemerintah dari konsumsi tembakau dan C
adalah pengeluaran atas pabrik tembakau. Fungsi ini diestimasi dengan
mengacu pada informasi atas aturan pajak, ini adalah fungsi kelembagaan.
[6] Data yang dikonstruksi oleh ahli ekonometrika atau variabel dummy (DD).
Dalam beberapa kasus, beberapa faktor yang mempengaruhi variabel
dependen yang tak dapat diukur melalui beberapa data konvensional, sebab
mereka adalah faktor kualitatif. Variabel kualitatif bisa terjadi pada
variabel dependen maupun variabel indipenden. Perlakukan atas kedua
jenis variabel ini akan di bahas pada edisi tertentu. (Perlakukan khusus
atas variable independen yang bersifat kualitatif dapat dilihat dalam
Kautsoyiannis, 1978; 281, sedangkan perlakuan khusus atas variable
dependen yang bersifat kualitatif dapat dilihat dalam Thomas, 1998).
4.2.2. Pengujian Kondisi Identifikasi dari Sebuah Fungsi
Identifikasi adalah prosedur yang kita lakukan untuk mempetahankan
bahwa parameter yang kita estimasi dengan penerapan beberapa teknik
ekonometrika yang tepat secara aktual adalah koefisien yang benar dari
sebuah fungsi. Sebagai contoh kita akan mengestimasi fungsi permintaan
untuk sebuah produk pada suatu periode yang dideterminasi oleh harganya,
dengan asumsi pendapatan dan faktor lainnya tidak mengaami perubahan.
Karena irisan determinan permintaan dan penawaran adalah harga produk
yang bersangkutan, maka kita memiliki model ekonomi sebagai berikut :
Qd = f(P) dan Qs = f(P) … [viii]
Asumsikan
bahwa kita megharapkan untuk mengestimasi fungsi permintaan dengan
menggunakan data TS atas data pasar. Beberapa data merekam jumlah yang
diminta pada tingkat harga tertentu, tetapi jumlah yang dibeli pada saat
yang sama adalah jumlah yang dijual (D º
S) pada harga pasar “P”. Kemudian ketika menggunakan data pasar atas Q
dan P kita tidak mengetahui apakah kita sedang mengestimasi parameter
permintaan ataukah penawaran. Terdapat beberapa aturan untuk
mempertahankan indetifikasi dari keofisien fungsi. Aturan ini dibahas
dalam Kautsoyiannis (1978; 346-366). Tugas identifikasi lebih penting
ketika menentukan apakah hubungan, meskipun secara teoritis
memungkinkan, dapat diestimasi secara statistika atau tidak.
4.2.3. Pengujian Masalah Agregasi dari Fungsi
Masalah agregasi muncul dari kenyataan bahwa kita menggunakan variabel
agregatif dalam fungsi kita. Beberapa variabel agregatif dapat mencakup :
[1] Agregasi seluruh individu;
[2] Agregasi seluruh Komoditi;
[3] Agregasi Seluruh Waktu;
[4] Agregasi Spasial atau Ruang.
Sumber-sumber agregasi itu menciptakan berbagai komplikasi yang
menyebabkan “bias agregasi” di dalam mengestimasi parameter. Selanjutnya
penting untuk menguji kemungkinan beberapa sumber error sebelum mengestimasi fungsi, dan untuk menyesuaikan variabel agregatif atau model setepat mungkin.
4.2.4. Pengujian Derajat Korelasi diantara Variabel Penjelas
Kebanyakan variabel ekonomi adalah saling berkorelasi, dalam pengertian
bahwa mereka cenderung berubah secara simultan diantara beberapa tahap
kegiatan ekonomi. Seringkali derajat multikolineritas melekat dalam
variabel-variabel ekonomi. Jika derajat kolinearitas tersebut tinggi,
maka pengukuran yang diperolah dari penerapan ekonometrika dapat
menghasilkan misleading atau bias dalam parameter yang diestimasi. Penjelasan lengkap mengenai masalah ini dibahas dalam Kautsoyiannis (1978; 233-253).
4.2.5. Pemilihan Teknik Ekonometrika yang Tepat
Koefisien dari hubungan ekonomi dapat diestimasi dengan berbagai metode yang diklasifikasi ke dalam dua kelompok :
[1] Teknik Persamaan Tunggal. Ini adalah teknik yang digunakan terhadap satu persamaan pada waktu tertentu. Beberapa teknik yang digunakan dalam persamaan ini adalah classical least square atau ordinary least square, indirect least square atau reduced-form, two stage least square, limited information maximum likelihood dan berbagai metode dari estimasi gabungan.
[2]
Teknik Persamaan Simultan. Ini adalah teknik yang digunakan terhadap
seluruh persamaan dari sebuah system pada suatu waktu, dan memberikan
estimasi koeisien dari seluruh fungsi secara simultan, misalnya adalah three-stage least square dan full information maximum likelihood.
Teknik mana yang akan dipilih dalam beberapa kasus khusus tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
[1] Natur dari hubungan dan kondisi identifikasinya;
[2] Sifat-sifat dari estimasi atas koefisien yang diperoleh dari masing-masing teknik;
[3] Tujuan penelitian dengan menggunakan metodologi ekonometrika;
[4] Teknik komputasi; dan
[5] Waktu dan biaya yang dibutuhkan dari berbagai metode.
Ada dua kelompok metoda estimasi lain, yaitu single method dan system method. Single method terdiri dari indirect least square (ILS), instrumental variabel (IV), two stage least square (2SLS), limited information likelihood (LIML) dan mixed estimation methods (MEM), sedangkan system method terdiri dari three stage least square (3SLS) dan full information maximum likelihood
(FIML). Untuk menentukan metoda estimasi yang akan digunakan untuk
menghasilkan dugaan parameter, maka perlu dilakukan identifikasi
terhadap model ekonometrika.
Identifikasi model dilakukan sebelum melakukan estimasi dan diperlukan untuk menentukan metode estimasi yang akan digunakan. Jika suatu persamaan dalam model ekonometrika secara keseluruhan under identified,
maka tidak satupun teknik ekonometrika yang dapat digunakan untuk
mengestimasi semua parameternya. Namun jika persamaan atau model itu exactly identified, maka teknik yang paling tepat digunakan adalah indirect least square, sedangkan jika over identified maka
berbagai teknik dapat digunakan seperti, IV, 2SLS, dan 3SLS.
Dikarenakan beberapa kelemahan yang melekat dalam IV, maka metoda
estimasi ini jarang digunakan dalam penelitian ekonometrik. 2SLS
merupakan perluasan dari metoda IV dan ILS. Metoda estimasi ini dapat
mengeliminasi berbagai kemungkinan simultaneous-equation bias.
(Kautsoyiannis, 1977; 383). Intriligator (1996; 375) memberikan pilihan
dari kombinasi metoda estimasi dengan model ekonometrik. Dimana 1] jika
estimasi digunakan untuk persamaan tunggal dari sebuah sistem persamaan
dan dalam model ekonometrika tidak mengandung explanatory endogenous variabels, maka disarankan untuk menggunakan OLS, sedangkan jika dalam model ekonometrika mengandung explanatory endogenous variabels
disarankan untuk menggunakan metoda estimasi 2SLS atau k-class, dan 2]
jika estimasi digunakan untuk seluruh persamaan dalam sebuah sistem yang
simultan dan dalam model ekonometrika tidak mengandung explanatory endogenous variabels, maka disarankan menggunakan metoda estimasi seemingly unrelated equation (SUE) atau seemingly unrelated (SUR), sedangkan jika dalam model ekonometrika mengandung explanatory endogenous variabels, maka disarankan untuk menggunakan metoda estimasi 3SLS.
Banyak
teknik ekonometrika yang cocok secara teoritis tidak dapat diterapkan
terkait dengan ketidaktersediaan data statistika dan informasi lainnya.
Sehingga menjadi perlu untuk memilih teknik lain yang kurang sesuai,
karena keterbatasan data yang diberikan. Dalam kebanyakan penelitian
empiris keterbatasan data menghambat kemungkinan penggunaan teknik
ekonometrika yang cocok secara teoritis.
Sebagai contoh, fungsi permintaan untuk kebanyakan barang seharusnya
diestimasi dengan model lengkap yang akan memasukan perhitungan
mekanisme kerja pasar dari barang ini. Karenanya model terdiri dari
persamaan permintaan, penawaran , harga sebaik persamaan relevan
lainnya, sebab hal itu merupakan pengetahuan umum dalam seluruh pasar
jumlah yang dimintan, jumlah yang ditawarkan, harga dan kebijakan pajak
yang saling ketergantungan, masing-masing dari faktor ini saling
mempengaruhi dan pada saat yang sama dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Bagaimanapun, untuk penyederhanaan. Terkait dengan hubungan
kesalingtergantungan atas jumlah dan harga, bagaimanapun, sesungguhnya
pendugaan akan mengandung beberapa eror, yang harus dimasukan ke dalam
perhitungan ketika menginterpretasikan hasil dari perhitungan.
Setelah memilih teknik ekonometrika dari sebuah model, ahli
ekonometrika harus menyatakan secara eksplisit asumsi dari teknik ini
dan menguji implikasinya untuk mengstimasi parameter. Asumsi tersebut
terkait dengan [a] bentuk distribusi dari variabel acak “u” dan [b]
hubungan diantara variabel penjelas.
4.2.6. Pendekatan Eksperimental Vs Pendekatan Ortodok
Dalam menerapkan metode ekonometrika untuk menduga model ekonometrika,
terdapat dua pendekatan yang telah berkembang, yaitu pendekatan ortodok
dan pendekatan eksperimental.
Pendekatan ekonometrika ortodok terkait dengan tahap memformulasikan model matematis atas dasar teori a priori, dan berupaya untuk mengukur parameter dari model atas dasar ketersediaan data yang baik.
Peneliti ekonometrika ortodok melakukan beberapa proses sebagai berikut :
[1] Mengumpulkan seluruh informasi, dari teori atau praktek, relevan dengan fenomena yang sedang dikaji;
[2] Memutuskan alasan a priori atas pernyataan matematis khusus dari model; dan
[3] Menduga model dengan ketersediaan data statistika.
Model yang telah dibangun atas asumsi apriori dipertimbangkan oleh ahli
ekonometrika ortodok sebagai model yang benar, tanpa mempertimbangkan
hasil yang diperoleh. Jika hasil ini tidak favourable, misalnya tanda
dan besaran parameter tidak menegaskan pemahaman a priori, ahli
ekonometrika tersebut tidak akan menolak model, tapi akan mencoba untuk
menjelaskan hasil dengan keterbatasan data yang ada padanya. Pendekatan
ortodok nampak kaku (rigid).
Saat ini, kebanyakan ahli ekonometrika menerapkan pendekatan
eksperimental. Eksperimentasi dengan berbagai model didukung oleh
perluasan atas penggunaan computer elektronik. Pendekatan eksperimental
berawal dengan model sederhana yang mencakup sejumlah kecil persamaan
dan variabel. Model ini diformulasikan atas pertimbangan a priori,
seperti model dalam pertimbangan ortodok, namun mereka tidak
mempertimbangkan kekakuannya. Model awal yang telah dibangun dengan
pendekatan eksperimental dimodifikasi secara bertahap, atas dasar temuan
statistika dari hasil perhitungan. Ahli ekonometrika ini bermula dari
model sederhana, yang dengan dasar a priori dipercaya mengandung
faktor-faktor penting dari hubungan-hubungan yang tengah dikaji.
Kemudian menambahkan variabel, dan mungkin formulasi dimunculkan lebih
komplek. Dengan perkataan lain ahli ekonometrika eksperimental dengan
berbagai kemungkinan model teoritis memasukan berbagai variabel dan/atau
berbagai formulasi matematis.
Pendekatan eksperimental menggabungkan pertimbangan teoritis (a priori criteria)
dengan ketersediaan pengamatan empiris dan didesain untuk mengemukakan
informasi maksimum dari ketersediaan data. Misalnya dengan menambahkan
berbagai kombinasi variabel penjelas, menambahkan persamaan lainnya,
atau dengan mengubah bentuk matematis dari fungsi, atau dengan
menggunakan metode ekonometrika lainnya untuk mengestimasi model, ahli
ekonometrika dapat mengamati dampak beberapa perubahan dalam usaha untuk
mencapai model terbaik, penjelasan terbaik atas fenomena yang
dianalisis.
Nampak bahwa pendekatan eksperimental lebih unggul dibandingkan dengan
pendekatan ortodok. Eksperimentasi akan melibatkan model dengan [a]
berbagai variabel, [b] berbagai bentuk matematis, [c] berbagai jumlah
persamaan, [d] berbagai metode ekonometrika. Proses pemilihan antara
berbagai model masing-masing melibatkan pertimbangan a priori dan teori
ekonomi dari ahli ekonometrika ortodok, dan juga mengambil temuan
statistika yang diberikan oleh pendekatan eksperimen.
4.3. Tahap Evaluasi Estimasi atau Pendugaan
Setelah mengestimasi model, ahli ekonometrika harus melakukan evaluasi atas hasil yang telah dihitung dengan menentukan (determination) reliabilitas hasilnya. Evaluasi terkait dengan keputusan apakah estimasi parameter secara teoritis penuh arti (meaningfull) dan secara statistika memuaskan (satisfactory). Untuk tujuan ini, kita menggunakan berbagai criteria yang dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok. Pertama, criteria ekonomi, yang mana ditentukan oleh teori ekonomi. Kedua, criteria statistika, yang mana ditentukan oleh teori statistika, dan ketiga, criteria ekonometrika, yang ditentukan oleh teori ekonometrika.
Ahli ekonometrika harus menggunakan ketiga evaluasi tersebut sebelum ia menerima atau menolak hasil estimasi.
4.3.1 Ktiteria Ekonomi “A Priori”
Kriteria ini ditentukan oleh prinsip teori ekonomi dan mengacu pada
tanda dan ukuran parameter dari hubungan ekonomi.
Jika hasil estimasi berkonfrontasi dengan teori ekonomi, maka hasilnya
harus ditolak, jika tidak ada alasan yang baik untuk dipercaya bahwa
dalam kasus khusus prinsip teori ekonomi tidak dapat dipertahankan.
Dalam beberapa kasus, alasan untuk menerima hasil estimasi dengan tanda
dan besaran yang berkonfrontasi dengan teori ekonomi harus dinyatakan
secara jelas. Dalam kebanyakan kasus tanda dan besaran yang salah itu
dapat disebabkan oleh kekurangan data empiris yang digunakan untuk
mengestimasi model. Dengan perkataan lain, masing-masing pengamatan
tidak dapat merepresentasikan sebuah hubungan, atau jumlahnya tidak
mencukupi, atau beberapa asumsi dari metode yang digunakan telah
dilanggar (violated). Secara umum, jika criteria teoritis apriori tidak dipenuhi, hasil estimasi menjadi tidak memuaskan (unsatisfactory).
4.3.2. Kriteria Statistik : First – Order Test
Kriteria ini ditentukan oleh teori statistika yang digunakan pada saat
evaluasi reliabilitas statistika atas pendugaan parameter dari model.
Kebanyakan criteria statistika yang digunakan adalah koeisien korelasi
dan standar deviasi (standard error) dari estimasi. Kriteria
statistika yang digunakan antara lain [1] uji t–statistika yang mengukur
signifikansi pengaruh variabel penjelas terhadap variabel dependen
secara parsial atau dapat pula digunakan ukuran probabilitasnya, [2] uji
F-statistika yang mengukur signifikansi variabel penjelas dalam
menjelaskan variabel dependen, dan [3] uji kofisien determinasi (R-square) yang menunjukkan besarnya variasi perubahan dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh seluruh variabel penjelasnya.
4.3.3. Kriteria Ekonometrika: Second – Order Test
Terdapat sebuah susunan teori ekonometrika dan digunakan pada saat
mencari apakah asumsi dari metode ekonometrika yang digunakan telah
dipenuhi atau tidak. Asumsi-asumsi ini di bahas dalam teori
ekonometrika. Kriteria ekonometrika menyajikan pengujian tahap kedua
yang menentukan reliabilitas dari criteria statistika atas standar error
dari parameter yang diestimasi. Tahap pengujian ini menolong kita dalam
mempertahankan sifat estimasi yang dibutuhkan, yakni tidak bias dan
konsiten.
Pemahaman yang mendalam atas asumsi-asumsi klasik menjadi bahagian
penting dalam tahap pengujian ini berkaitan dengan validitas hasil
estimasinya.
Ketika asumsi-asumsi dari teknik ekonometrika tidak dipenuhi, sebagai
konsekuensinya ahli ekonometrika harus melakukan re-spesifikasi atau re-estimasi
atas model yang telah dibangun, misalnya memasukan variabel baru atau
mengeluarkan beberapa yang telah ada, melakukan transformasi variabel
asli dan lain sebagainya sampai menghasilkan bentuk baru yang memenuhi
asumsi teori ekonometrika.
4.4. Tahap Evaluasi Kekuatan Peramalan Model yang Diestimasi
Tujuan dari penelitian ekonometrika adalah mencapai estimasi/pendugaan
numerik terbaik atas parameter dalam hubungan ekonomi dan menggunakannya
untuk memprediksi atau meramal nilai variabel ekonomi. Peramalan adalah
suatu hal yang pokok dalam penelitian ekonometrika.
Sebelum
melakukan peramalan dengan teknik simulasi, model ekonometrika yang
digunakan harus divalidasi terlebih dahulu untuk melihat kesesuaian data
aktual dengan nilai dugaan variabel. Kita harus mempertahankan apakah
fungsi yang diestimasi membentuk secara cukup oleh bagian luar data
sampel, yang dipresentasikan oleh variasi rata-ratanya. Selengkapnya
didiskusikan dalam Kaustoyiannis (1978; 479-490).
Untuk mengukur kedekatan nilai dugaan variabel dengan data aktualnya
digunakan ukuran kuantitatif yang disebut dengan root means square percent error (RMSPE), sedangkan untuk mengevaluasi kemampuan model untuk simulasi historis dan peramalan digunakan statistik U atau Theil’s inequality coefficient.
4.5. Sifat-Sifat Yang Dibutuhkan dari Sebuah Model Ekonometrika
Sebuah model ekonometrika adalah model yang mana parameter-parameternya
teah diestimasi dengan beberapa teknik ekonometrika yang tepat.
Sifat-sifat model ekonometrika yang baik dikemukakan sebagai berikut :
[1]
Memungkinkan secara teoritis. Model harus sesuai atau kompatibel
dengan pernyataan teori ekonomi. Model harus menggambarkan secara
mencukupi fenomena ekonomi yang terkait;
[2]
Kemampuan untuk menjelaskan. Model harus dapat menjelaskan pengamatan
dunia nyata. Model harus konsisten dengan perilaku yang diamati atas
variabel ekonomi yang menentukan hubungannya;
[3]
Parameter diestimasi secara akurat. Estimasi atas parameter harus
akurat dalam pengertian bahwa model harus mendekati sebaik mungkin
kebenaran parameter dari model struktural – tidak bias, konsisten dan
efisien;
[4] Kemampuan meramal. Model harus menghasilkan prediksi yang memuaskan atas nilai variabel endogen di masa mendatang; dan
[5]
Sederhana. Model harus menampilkan hubungan ekonomi dengan
penyederhanaan maksimum. Bantuan perhitungan secara komputerisasi
merupakan pertimbangan atas penyederhanaan maksimum. Program-program
ekonometrika secara komputerisasi telah banyak membantu peneliti untuk
mencapaui cakrawala fenomena ekonomi yang lebih luas.
Daftar Pustaka
Baltagi, B.H. 2003. Econometric Anaysis of Panel Data. Second Editon. John Wiley & Sons, LTD. England.
Intriligator,
M, Bodkin and Hsiao. 1996. Econometrics Models, Tecniques, and
Apllications. Second Edition. Prentice Hall International Edition, New
Jersey.
Kautsoyiannis, A. 1977. Theory of Econometrics. Second Edition. The Macmillan Press Ltd.United Kingdom.
Thomas, R.L. 1998. Modern Econometrics : An Intoduction. Addison-Wesley. Harlow, England.
Sumber:
http://metodekuantitatifekonomi.blogspot.com/2010/10/metodologi-penelitian-ekonometrika.html
0 komentar:
Posting Komentar